Jumat, 27 April 2018

melawan ketergantungan kafein

melawan ketergantungan kafein

 Langkah tersulit namun penting untuk menghindari atau melawan ketergantungan pada kafein ialah meyakinkan diri bahwa tidak ada kafein tak apa-apa.

Banyak orang merasa kafein bisa berdampak baik pada otak atau kinerja koginitifnya, tetapi pada kenyataannya tidak begitu.

“Ketika Anda minum kafein dalam jumlah tertentu setiap hari, tubuh Anda beradaptasi dengan itu dan mempertahankan kinerja awal yang normal. Ketika Anda tidak mendapatkan kafein sebanyak itu, ada semacam penurunan yang sebenarnya dapat menurunkan kinerja Anda," ujar akademisi dari Universitas Arkansas untuk Institut Ilmu Kedokteran Psikitarik, Merideth Addicott.

"Jadi rasanya kafein memiliki efek yang kuat dan meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi, tetapi sebenarnya tidak. Itu hanya membawa Anda kembali ke garis dasar normal," imbuh dia.

Mencoba mengganti asupan minuman Anda bisa menjadi alternatif. Selain itu, berjalan di sekitar kantor atau melakukan aktivitas fisik lainnya ketika Anda merasa mengantuk juga bisa membantu.

Memang, ada sejumlah gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi, saat asupan kafein Anda berkurang, tetapi lama kelamaan Anda bisa menyesuaikannya. Gejala akan hilang dalam beberapa hari, kata Mayo Clinic.

Apakah ketergantungan kafein itu buruk?
Bisa saja. Selain efek samping penggunaan kafein berlebihan, ketergantungan kafein mungkin merupakan masalah, sama seperti gangguan penggunaan zat apa pun.

"Mungkin ada gejala depresi ringan dan Anda menggunakan kafein untuk mencoba berkonsentrasi lebih baik, atau Anda khawatir tentang kinerja pekerjaan Anda dan Anda menggunakan kafein untuk mencoba dan mengimbangi itu," kata Addicott.

Berkonsultasi dengan dokter bisa menjadi upaya untuk mengatasi masalah ketergantungan kafein.

kecanduan kafein

kecanduan kafein

 Sejumlah riset mengungkap bahwa mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein semisal kopi atau teh bisa memperpanjang usia harapan hidup, mengurangi risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan lainnya.

Namun, waspadalah ketika kebiasaan itu melintasi batas karena bisa jadi efek positif itu berubah menjadi negatif untuk Anda.

Akademisi dari Universitas Arkansas untuk Institut Penelitian Ilmu Kedokteran Psikiatrik, Merideth Addicot mengatakan kecanduan pada kafein tak seperti pada alkohol atau obat-obatan, tetapi muncul ketergantungan saat Anda berhenti mengonsumsinya.

Apa tanda jika Anda sudah ketergantungan pada kafein?

Addicott mengatakan ketergantungan kafein lebih tentang bagaimana zat ini mempengaruhi fungsi sehari-hari Anda daripada tentang jumlah sebenarnya yang Anda konsumsi setiap hari.

Tidak ada jumlah cangkir tertentu, atau miligram kafein, per hari yang menandakan masalah. Namun, ketergantungan lebih pada bagaimana seseorang yang merasa tertekan jika mereka tidak bisa mendapatkan kafein ketika mereka menginginkannya, dan seberapa banyak gangguan yang disebabkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Konon, kebanyakan ahli menyarankan orang dewasa mengonsumsi tidak lebih dari 400 miligram kafein per hari (kira-kira jumlah dalam empat cangkir kopi).

Jika Anda secara teratur minum lebih dari itu, Anda mungkin berisiko mengalami efek samping termasuk gangguan tidur, migrain dan sakit kepala lainnya, detak jantung yang cepat, tremor otot, lekas marah, kegelisahan dan sakit perut, menurut Mayo Clinic.

Jika Anda mengalami efek samping fisik, mengalami kesulitan dalam mengubah konsumsi, maka ini adalah tanda bahwa Anda mungkin sudah ketergantungan kafein. Karenanya, Anda harus mempertimbangkan untuk mengurangi kafein.

Senin, 09 April 2018

hipertensi dengan timun

Tekanan darah tinggi alias hipertensi menjadi penyakit yang semakin dekat dengan masyarakat. Mengutip Pusat Data & Informasi PERSI (PDPERSI), hasil Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%. Sayangnya dari jumlah tersebut, hanya 7,2% yang mengetahui dirinya terkena hipertensi dan hanya 0,4% yang minum obat.
Padahal hipertensi adalah jenis penyakit yang paling mudah “mengundang” penyakit lain untuk ikut menyerang tubuh. Saat Anda memiliki hipertensi, maka risiko penyakit jantung dan gangguan kesehatan lain pun akan meningkat. Hipertensi tidak bisa diobati, namun bisa dikontrol dengan obat dan pola makan. Salah satu makanan yang disebut dapat mengontrol hipertensi adalah timun

Sebenarnya tak ada satupun makanan “tunggal” yang dapat menurunkan tekanan darah seseorang. Namun, dengan menambahkan timun ke dalam menu makanan sehat, terbukti dapat menghindarkan Anda dari lonjakan angka tekanan darah. Hal ini berkat kandungan yang ada dalam setiap timun.
Sebagai satu jenis makanan favorit, timun memiliki kandungan sodium yang cenderung kecil. Dalam satu buah timun, hanya memiliki kandungan 6 mg sodium. Seperti diketahui, penderita hipertensi dianjurkan untuk sebisa mungkin menghindari konsumsi sodium.
Selain itu, timun juga mengandung kalium yang berperan besar dalam mengontrol tekanan darah. Setidaknya setiap buah timun mengandung sekitar 442 mg kalium. Dalam tubuh, kalium bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun. Selain pada timun, kandungan yang satu ini juga dapat Anda temukan di beberapa jenis buah-buahan, kacang-kacangan, ikan, dan yoghurt.
Jika Anda mengalam hipertensi Anda pun direkomendasikan untuk menjaga berat badan ideal. Sebab memiliki berat badan yang berlebih akan meningkatkan risiko penyakit menyerang, apalagi jika ditambah dengan riwayat hipertensi. Dan sebagai makanan, timun disebut mampu menjaga keseimbangan berat badan Anda.
Timun yang dikonsumsi bersama kulitnya hanya memiliki sekitar 45 kalori. Dan menurut University of Michigan, lebih dari 95 persen berat timun berasal dari air, yang merupakan nutrisi bebas kalori dan penekan nafsu makan alami.
Namun ingat, Anda tetap harus mengonsumsi obat-obatan hipertensi dari dokter, jika memang ada. Jangan menjadikan timun sebagai satu-satunya solusi untuk menurunkan tekanan darah Anda.